Kentut setelah salam pertama, apakah Sholat batal serta-merta?
Assalamualaikum ustadz, semoga Semua orang di konsultasi Syariah di beri Rahmat dan keberkahan yang banyak Dari Allah dan tetap istiqomah berdakwah di atas sunnah. Saya ingin bagaimana hukumnya kentut sesudah salam pertama dan sebelum salam kedua ( kemtut diantara kedua salam) apakah solatnya sah atau harus mengulang kembali.???
Dari Olsu Dikirim dari iPhone saya
Jawaban:
Wa ‘alaikumus salam
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Salam termasuk rukun shalat. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya sebagai tahlil as-shalah (yang menjadi batas halalkan antara shalat dengan aktivitas di luar shalat). Beliau bersabda,
مِفْتَاحُ الصَّلاةِ الطُّهُورُ ، وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ ، وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ
Kunci shalat adalah bersuci, yang mengharamkannya takbir dan yang menghalalkannya adalah salam. (HR. Abu Daud 61, Ibn Majah 618 dan dishahihkan al-Albani).
Kemudian,
Menurut pendaat yang lebih kuat, salam yang statusnya rukun shalat adalah salam pertama, sedangkan salam kedua hukumnya sunah. Aa beberapa dalil yang menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan salam sekali. Berikut diantaranya,
Pertama, hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
أن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كان يسلم تسليمة واحدة
“Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan salam sekali.” (HR. Baihaqi dalam al-Kubro 3107, at-Thabrani dalam al-Ausath 8473, dan yang lainnya)
Kedua, hadis dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, beliau menceritakan tata cara shalat malam yang dikerjakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ثُمَّ يُسَلِّمُ تَسْلِيمَةً ثُمَّ يَرْفَعُ بِهَا صَوْتَهُ ، حَتَّى يُوقِظَنَا
”Kemudian beliau salam sekali, beliau mengeraskan suaranya, sehingga membangunkan kami.” (HR. Ahmad 26030 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Dari Olsu Dikirim dari iPhone saya
Jawaban:
Wa ‘alaikumus salam
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Salam termasuk rukun shalat. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya sebagai tahlil as-shalah (yang menjadi batas halalkan antara shalat dengan aktivitas di luar shalat). Beliau bersabda,
مِفْتَاحُ الصَّلاةِ الطُّهُورُ ، وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ ، وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ
Kunci shalat adalah bersuci, yang mengharamkannya takbir dan yang menghalalkannya adalah salam. (HR. Abu Daud 61, Ibn Majah 618 dan dishahihkan al-Albani).
Kemudian,
Menurut pendaat yang lebih kuat, salam yang statusnya rukun shalat adalah salam pertama, sedangkan salam kedua hukumnya sunah. Aa beberapa dalil yang menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan salam sekali. Berikut diantaranya,
Pertama, hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
أن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كان يسلم تسليمة واحدة
“Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan salam sekali.” (HR. Baihaqi dalam al-Kubro 3107, at-Thabrani dalam al-Ausath 8473, dan yang lainnya)
Kedua, hadis dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, beliau menceritakan tata cara shalat malam yang dikerjakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ثُمَّ يُسَلِّمُ تَسْلِيمَةً ثُمَّ يَرْفَعُ بِهَا صَوْتَهُ ، حَتَّى يُوقِظَنَا
”Kemudian beliau salam sekali, beliau mengeraskan suaranya, sehingga membangunkan kami.” (HR. Ahmad 26030 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
foto sekadar hiasan
Dalam riwayat lain, Aisyah menceritakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ فِي الصَّلَاةِ تَسْلِيمَةً وَاحِدَةً تِلْقَاءَ وَجْهِهِ يَمِيلُ إِلَى الشِّقِّ الْأَيْمَنِ قَلِيلًا
”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan salam sekali ketika shalat ke arah depan dengan menoleh sedikit ke kanan.” (HR. Turmudzi 297, Daruquthni 1368, dan dishahihkan adz-Dzahabi).
Berdasarkan hadis di atas, shalat yang statusnya rukun shalat adalah salam pertama. Artinya, ketika ada orang shalat yang hanya melakukan sekali salam, maka shalatnya sah.
Ibnu Qudamah menjelaskan tentang hukum salam dalam shalat,
والواجب تسليمة واحدة والثانية سنة قال ابن المنذر : أجمع كل من أحفظ عنه من أهل العلم أن صلاة من اقتصر على تسليمة واحدة جائزة، وقال القاضي : في رواية أخرى أن الثانية واجبة
Yang wajib adalah salam pertama. Sementara salam kedua hukumnya anjuran. Ibnul Mundzir mengatakan, ‘Semua ulama yang saya kenal telah sepakat bahwa orang melaksanakan shalat yang hanya melakukan salam sekali, hukumnya boleh. Al-Qodhi Abu Ya’la mengatakan, ‘Dalam riwayat lain – dari Imam Ahmad – bahwa salam kedua juga wajib.’ (al-Mughni, 1/623).
Syaikh Muhammad as-Syinqithi dalam Syarh Zadul Mustaqni menjelaskan tentang rukun salam,
المراد به التسليمة الأولى، فلو أنه سلَّم التسليمة الأولى ثم أحدث فإن صلاته تصح وتجزيه
Yang dimaksud salam yang menjai rukun adalah salam pertama. Jika ada orang yang melakukan salam pertama, kemudian dia berhadats, maka shalatnya sah dan telah memenuhi kewajiban. (Syarh Zadul Mustaqni, 47/8).
Berdasarkan keterangan di atas, ngentut sebelum salam kedua tidak membatalkan shalat, karena shalat anda telah usai.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ فِي الصَّلَاةِ تَسْلِيمَةً وَاحِدَةً تِلْقَاءَ وَجْهِهِ يَمِيلُ إِلَى الشِّقِّ الْأَيْمَنِ قَلِيلًا
”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan salam sekali ketika shalat ke arah depan dengan menoleh sedikit ke kanan.” (HR. Turmudzi 297, Daruquthni 1368, dan dishahihkan adz-Dzahabi).
Berdasarkan hadis di atas, shalat yang statusnya rukun shalat adalah salam pertama. Artinya, ketika ada orang shalat yang hanya melakukan sekali salam, maka shalatnya sah.
Ibnu Qudamah menjelaskan tentang hukum salam dalam shalat,
والواجب تسليمة واحدة والثانية سنة قال ابن المنذر : أجمع كل من أحفظ عنه من أهل العلم أن صلاة من اقتصر على تسليمة واحدة جائزة، وقال القاضي : في رواية أخرى أن الثانية واجبة
Yang wajib adalah salam pertama. Sementara salam kedua hukumnya anjuran. Ibnul Mundzir mengatakan, ‘Semua ulama yang saya kenal telah sepakat bahwa orang melaksanakan shalat yang hanya melakukan salam sekali, hukumnya boleh. Al-Qodhi Abu Ya’la mengatakan, ‘Dalam riwayat lain – dari Imam Ahmad – bahwa salam kedua juga wajib.’ (al-Mughni, 1/623).
Syaikh Muhammad as-Syinqithi dalam Syarh Zadul Mustaqni menjelaskan tentang rukun salam,
المراد به التسليمة الأولى، فلو أنه سلَّم التسليمة الأولى ثم أحدث فإن صلاته تصح وتجزيه
Yang dimaksud salam yang menjai rukun adalah salam pertama. Jika ada orang yang melakukan salam pertama, kemudian dia berhadats, maka shalatnya sah dan telah memenuhi kewajiban. (Syarh Zadul Mustaqni, 47/8).
Berdasarkan keterangan di atas, ngentut sebelum salam kedua tidak membatalkan shalat, karena shalat anda telah usai.
Kentut setelah salam pertama, apakah Sholat batal serta-merta? originally from PORUMAN
Kentut setelah salam pertama, apakah Sholat batal serta-merta?
Reviewed by malaysiaisme
on
5:29 AM
Rating:
No comments: